Powered By Blogger

Senin, 13 Mei 2013

2011 - Liburan anak sekolah ke Hongkong & Shenzhen



Pertengahan Juni 2011 merupakan saat yang sangat menyenangkan bagi kami sekeluarga. Betapa tidak, kami akan pergi ke Hong Kong dan Shenzhen, serta mengunjungi Disneyland Hong Kong!

Baiklah, saya mulai dari awal yaa..

PERSIAPAN

Karena kami pergi sekeluarga (orang tua beserta 2 anak 13 tahun – yang sudah dihitung dewasa dan 7 tahun), maka awalnya saya pikir akan jalan sendiri saja. Tapi setelah melihat2 harga tiketnya, ternyata cukup mahal ya. Kebetulan di koran-koran banyak promosi paket tour ke Hong Kong. Setelah dihitung2, ternyata ikut paket tour lebih enak, karena sudah termasuk tiket pesawat, hotel (yang ternyata di Hong Kong itu hotelnya mahal dan kecill... sekali), bus untuk mengunjungi objek wisata, serta tiket masuk beberapa objek wisata. Belum lagi urusan sarapan, lunch dan dinner (meski tidak setiap hari). Tapi biayanya belum termasuk fee untuk guide nya sebesar HKD 50/orang/hari. Jadi kami berempat bayar guidenya HKD 200/hari, meskipun anak-anak belum terlalu mengerti penjelasan mereka.. 

Saya memilih paket hemat dari P*n*r*m*. Jadi kami berangkat sendiri dari Jakarta, nanti baru dijemput oleh guide disana.

Kami memilih tgl. 14 Juni 2011 karena pas hotelnya masih available, juga harga tiketnya pas dapat yang murah, jadi otomatis harga paket kami pun bisa lebih ekonomis. Ikut paket 5 hari/4 malam, tapi kami extend sendiri 2 malam. Rencana mau ke Disneyland serta Macau.

Sebelum berangkat, banyak persiapan yang kami lakukan, antara lain membeli batere cadangan untuk kamera, SD Card, obat-obatan, serta mie instant seperti Mie gelas dan Pop mie, karena selama di Hong Kong kami tidak mendapatkan sarapan.
Setelah selesai packing2, ternyata bawaan kami lumayan banyak juga. Jadilah 3 kopor yang siap dibawa. Kami putuskan untuk membawa 1 tas tangan besar untuk cadangan. Siapa tau nanti buat bawa oleh-oleh, hehehehe...

DAY I

Tanggal 14 Juni, pagi-pagi sekali, jam 2.30, kami segera berkemas ke bandara Soekarno Hatta. Pesawat yang kami tumpangi adalah MH 726, berangkat jam 05.00 pagi ke KUL. Mobil kami parkir inapkan saja, mengingat biayanya sama saja dengan naik taxi PP. Saat akan check in, ternyata suamiku lupa memasukkan Swiss knife nya ke bagasi.. Alhasil, disita lah pisau serbaguna tersebut. Yah.. namanya juga lupa, mau gimana lg. Mau memasukkan ke bagasi lagi pun sudah jauh, ya sudahlah, kami relakan saja. Memang Swiss Knife tersebut merupakan hadiah dari kartu kredit salah satu bank terkemuka, tapi untunglah masih ada 1 set lagi, hehehee...

Urusan boarding selesai, kami dipersilakan memasuki pesawat. Tiba di KUL on time, jam 08.00 waktu KUL. Connecting flight KUL-HKG jam 09.15-13.15. Setelah dilihat, wah jauh sekali lokasi MH 072 nya, di Gate C27. Untunglah kita tidak perlu jalan jauh-jauh, karena ada trem yang akan membawa kita kesana. Dasar malas ya? Hehehehe...

MH 072 ini pesawatnya jenis Boeing 777-200. Konfigurasi duduknya 2-5-2. Untunglah dari Jakarta saya sudah book seat ke MH, jadi kita duduknya di bangku yang 2, di sebelah kanan. Ga enak kalau dapet duduk di tengah yang berlima, hehehe.. Enaknya, disini tiap seat ada TV-nya, jadi anak-anak tidak bosan, mereka bisa nonton film, atau main game.



Begitu mendarat di HKIA, sambil menunggu rombongan lain, kita beli Octopus Card dan kartu telepon.  Oleh agen tersebut kami ditawari juga city tour malam, mulai jam 17.30 ke The Peak, Madame Tussaud, Avenue of the Stars dan Ladies Market serta include dinner. Mengingat paket kami tidak termasuk The Peak dan Madame Tussaud, maka kami ikut tour optional ini. Biayanya HKD 350/pax untuk dewasa dan HKD 250 untuk anak-anak.

Kurang lebih jam 14.30 barulah kita semua kumpul dan naik bus. Ada 3 bus yang akan mengantar kita ke hotel masing-masing. Bus yang saya naiki berisi penumpang untuk hotel Dorsett Kowloon, Dorsett SeaView dan Eastern. Ternyata perjalanan dari HKIA yang terletak di Lantau island cukup jauh dari hotel kami di Kowloon, kurang lebih satu jam perjalanan.

Sebagai catatan, di Hong Kong waktu check in dan check out nya benar-benar strict sekali. Check in time jam 14.00, check out time 12.00. Udah gitu, harus bayar deposit. Di Dorsett Sea View kami harus deposit HKD 300. Ambil kunci, kita ke kamar #204, istirahat, nebus semalam yang kurang tidur.. zzz….

Jam 17.30 kami sudah siap di bawah menunggu bus yang akan membawa kami keliling. Pertama kami diajak Dinner bebek panggang yang rasanya, hmmm… yummy. Bebek panggang terenak yang pernah kami cicipi di HK. Setelah itu ke The Peak. Perjalanan cukup jauh, badan letih, tapi excited, semua campur aduk. 


Tiba di Peak, kita buru-buru ke toilet, karena disini toilet hanya ada 1, yaitu di lantai dasar saja. Setelah itu kami foto2 dengan latar belakang pemandangan kota HK di malam hari. Turun dari sana, kami ke Madame Tussaud wax museum yang masih terletak di gedung yang sama. Dengan waktu yang hanya 30 menit, kami segera jeprat jepret sana sini. Di depan sudah disambut oleh Michelle Yeoh dan Pierce Brosnan. Niatnya mau foto dengan Jacky Chan, eh.. ternyata yang ini bayar.  Akhirnya setelah puas berfoto dengan tokoh2 dunia, kita masuk ke toko souvenirnya. Saya beli 2 gantungan kunci yg bertuliskan Madame Tussaud, buat oleh-oleh. Itulah souvenir pertama yang saya beli.


 



DAY 2

Pagi-pagi, jam 7.30, mata rasanya masih ngantuk dan belum mau bangun, tapi apa daya, kami sudah harus check out dari hotel dan siap untuk dijemput. Jadwal hari ini adalah city tour ½ hari, lalu ke Shenzhen. Pertama kami mengunjungi Avenue of the Stars. Semalam juga sudah kesini sich, tapi kalau pagi kita dapat view yang lebih bagus lagi.



Setelah itu kita breakfast bubur dan roti, lalu lanjut ke Repulse Bay. Disini ada jengkelnya juga, karena kita setengah ditipu. Awalnya assisten guide meminta kami untuk difoto, tapi akhirnya foto itu ditempel di piring dan dihargai HKD 280. Dari 4 foto, akhirnya kami ambil 3, karena fotonya bagus-bagus. Sebel juga rasanya, karena fotonya itu tidak dilaminating, tapi hanya ditempel begitu saja, meskipun rapi. Anak-anak juga masing-masing mau, jadi apa boleh buat, ratusan dollar melayang demi foto di piring.. 




Dari sana kita menuju JUMBO floating restaurant. Dulu resto ini terkenal, tapi sekarang kurang terkenal. Mungkin kokinya dah ganti kali yah.. Yang mau naik boat keliling Jumbo boleh, biayanya HKD 50/orang. Tapi karena hanya gitu-gitu aja, kita gak ikutan, meski anak-anak pada ngambek karena pengen naik boat. Menurut saya sich, jauh lebih bagus naik boat keliling danau di Sarangan kali... 

Dari Jumbo kita masih mampir lagi ke toko jewelry dan toko coklat. Toko jewelry ini memang desainnya bagus-bagus, tapi harganya juga bagus, minimal bikin mata kita terbelalak. Disana saya nggak beli apa-apa. Di Chocolate Shop masih mending, kami membeli coklat aneka rasa, untuk makan sendiri dan juga untuk oleh-oleh.

Terakhir, kita lunch di daerah Kowloon, kalau tidak salah namanya Chew Chow restaurant. Bebek panggangnya enak, meski tak seenak hari sebelumnya. Kenyang makan kita diantar ke bus lagi untuk pindah ke bus umum yang akan membawa kita ke Shenzhen.

Niat semula yang tidak ingin ikut tour ke Shenzhen berubah, karena di sana jika tidak ikut tour, tidak ada yang mengurus visa on arrival kita. Kecuali kita sudah punya visa China. Memang untuk Shenzhen, tidak perlu visa dari China Embassy di Indo, cukup visa on arrival yang berlaku untuk 5 hari. Naik bus dari HK ke Shenzhen cukup 45 menit, itupun sudah diselingi macet. Maklum, kami tiba di Shenzhen pas dengan waktunya orang pulang kerja. Enaknya disini, meskipun penduduknya padat, 13 juta jiwa, tapi tertib, karena apa? Karena motor tidak diperbolehkan lalu lalang di jalanan. Kebayang kan padatnya kalau motor diijinkan lalu lalang di jalan raya? Bisa-bisa lebih parah daripada Jakarta tuh..




Dari Shenzhen kita dijemput bus travel dan diantar ke hotel kami, Best Western Felicity. Lokasi hotel ini strategis sekali karena berseberangan dengan MTR dan Luo Hu market, seperti Mangga Dua-nya Jakarta, tapi yang ini jauh lebih besarr…

Setiba di hotel, Cuma ada waktu 30 menit untuk siap-siap, karena dari sini acara dimulai lagi. Kami diajak dinner di restaurant dekat hotel, padahal rasanya perut masih kenyang. Dari sana kita diantar ke Luo Hu market, di seberang Restaurant tempat kita makan. Disana acara bebas. Rencana saya mau beli oleh2 disini, tapi koq harganya jauh lebih mahal dibanding Mangga Dua ya. Apa karena belinya satuan ya, gak lusinan? Entahlah.. Akhirnya setelah capek muter2 selama 2 jam, saya cuma dapat kaos kaki 2 pasang pesanan suami, gara2 kaos kakinya tertinggal di kopor yang kami titipkan di HK, gantungan kunci berbentuk sepatu kets yang ada jamnya, juga 2 jam tangan anak2 yang lagi in, yang bentuknya lurus tapi kalau ditaruh di tangan langsung ngelingkar sendiri..
Pulang ke hotel, teler, mandi dan tidur. Untunglah, hotelnya enak dan besar. Beda banget sama hotel yang di HK.

DAY 3

Enaknya.. di hotel ini kita dapat breakfast buffet: roti, bihun, bubur, telur rebus, sampai sosis pork. Emang kalau penyuka pork, ke HK dan Shenzhen ini surganya. Dimana-mana banyak rumah makan yang jualan porky, dan rasanya, hm... nikmat banget, dan susah nyarinya di Indo..

Jam 8.30 teng, kita kumpul semua di lobby, naik bus. Acara hari ini mengunjungi Window of the World, tapi yang ini optional, kita harus bayar lagi sendiri, seorang RMB 280. Karena saya Cuma bawa sedikit RMB dan takut uangnya kurang, maka saya tukarkan HKG 1000 jadi RMB 824. Siapa tau ada yang menarik untuk dibeli, karena kemarin di Luo Hu gak beli banyak..

Tujuan pertama kita adalah Shenzhen museum. Guide disana pandai berbahasa asing sesuai negara masing-masing tamunya. Guide kami, A Tham, mahir berbahasa Indonesia. Tadinya kita pikir museum apaan, awalnya mereka menjelaskan tentang batu giok. Kalau selama ini kita hanya tau satu warna saja, ternyata ada 36 warna batu giok. Yang paling mahal dan jarang ada batu giok warna ungu. Ditunjukkan juga cara mengetahui batu giok yang asli dengan yang palsu. Kalau yang asli, dipukul bunyinya ting-ting-ting nyaring, kalau yang palsu bunyinya berat dan tidak nyaring. Ujung-ujungnya, di belakang museum itu ada toko batu gitu. Harganya lumayan mahal, meski katanya bersertifikat dan bisa dijual lagi. Halah...
Yang bikin sebelnya, si A Tham ngikutin terus kemana saya pergi. Baru saya lihat bandul, dia langsung ngeluarin bandul tersebut. Akhirnya karena saya agak cuek2, dia pergi juga. Disana akhirnya saya beli 4 gelang kecil dengan tali dan bandul batu giok.

Kami pikir, setelah dari museum itu langsung ke Window of the World, eh masih mampir ke 1 tempat lagi, ke toko obat. Rupanya disini modusnya hampir sama aja dengan di Shenzhen museum, perempuan yang mengaku profesor berusia 70 tahun tapi masih nampak segar (mungkin aja emang umurnya masih 50-an, hahaha...) yang menjelaskan tanaman herbal China. Ujung-ujungnya, kami per keluarga dibawa ke ruangan tersendiri dan ’diperiksa’ oleh ’dokter’. Suami saya dikatakan ginjalnya lemah, prostat, dan lain-lain. Tapi karena kami sudah tau tipu dayanya, kami hanya senyum2 saja dan tidak bersedia membeli obat apa-apa. Tadinya sih mau beli teh lychee, tapi batal juga, lagian kami kan gak gitu suka minum teh..

Selesai dari toko obat, barulah kita lunch yang lokasinya berdekatan dengan Window of the World. Sayangnya begitu tiba di WoW, disambut gerimis. Waduh, bisa kacau deh acara kalau hujan nih, pikir saya. Untunglah kita selalu membawa topi dan jaket jika bepergian, jadi tidak terlalu bermasalah.

Di WoW, kita menyewa seperti mobil golf yang muat 12 orang termasuk guide dan sopir. Waktunya singkat-singkat banget, tiap objek wisata yang menarik Cuma dikasih waktu 4 menit untuk foto. Lha, kita aja udah ber 10 alias 3 keluarga.. Belum lagi orang2 lain yang ada disana dan mau foto. Jadi akhirnya pas dikasih waktu bebas, kita muter lagi disana, foto di depan Borobudur, Menara Eiffel, Menara Pisa, dll. Eh, ternyata ada Borobudur juga lho, disini..



Selesai di WoW, kita naik bus lagi. Anak-anak sudah lelah, tapi perjalanan ke Splendid China ternyata dekat, jadi mereka tidak sempat istirahat.
Di depan Splendid China kita disambut oleh pintu masuk yang dihias dengan payung-payung kertas aneka warna yang dibalik, begitu meriah.


Disana kita menonton pertunjukan tari-tarian 56 suku asli China. Pertunjukannya sendiri dimulai jam 17.30. Jadi masih ada waktu untuk mampir ke toko souvenir dan berfoto a la puteri Huan Chu, hahaha... Narsis mode: ON. 

Pertama kita ke toko souvenir. Disini pelayannya ramah, itu poin pertama yang saya sukai kalau berbelanja. Udah gitu, harganya bisa ditawar jadi murah banget. Bayangkan, 1 tempelan kulkas bertuliskan HK/Shenzhen/Macau, di WoW harganya RMB 15 pas, disini cuma RMB 5. Walhasil, kita pada kalap dah ngeborong, mulai dari gantungan kunci sampai tempelan kulkas..

Ada juga tukang Art Paper Card Silhouette, dia bisa bikin silhouette kita hanya dalam waktu kurang dari semenit saja. Harganya antara RMB 40-60 dan di Jakarta juga ada, jadi kita tidak pesan.

Karena Cyrena tidak mau difoto dengan busana China, maka saya sendiri saja yang berfoto disana. Biaya sewa foto RMB 10, biaya cetaknya RMB 20, total RMB 30. Si Aih-aih tua penjaga stand nya galak, suami saya yang mau memotret saya saat menggunakan baju tradisional selalu dihalang-halangi. Dan caranya memotret saya profesional banget, ckckck... Disini saya ambil 2 pose yang paling saya sukai. Setelah tawar menawar yang alot, akhirnya berhasil juga saya membujuk si Aih supaya dapat RMB 50 untuk 2 foto tersebut.

Dari sana kita buru-buru masuk pertunjukan. Enaknya pergi dengan tour, di saat orang lain antri panjang, kita diarahkan ke pintu lain sehingga bisa masuk duluan dan bisa memilih tempat duduk yang strategis, di tengah.
Shownya sendiri bagus, saya acungkan 2, kalau bisa sich 4 jempol termasuk jempol kaki. Penarinya hebat-hebat, tinggi-tinggi dan cantik luar biasa. Koreographernya hebat, tata suara dan lampunya, semuanya OK.. Cuma karena Cleon sudah lelah, saya jadi kasihan dan tidak terlalu bersemangat menonton pertunjukan tersebut.


Pulang dari sana, kita ditawari foto-foto lagi. Kami membeli foto group saja waktu di depan WoW seharga RMB 40, bonusnya foto kita sekeluarga ukuran 3R, mungil..
Dari sana diantar lagi ke hotel. Kali ini makan malam sendiri, tidak termasuk di paket tour. Memang si guide kami sudah menunjukkan tempat-tempat makan yang halal maupun yang non-halal, tapi tetap saja kami bingung mencari-carinya. Akhirnya kami memilih membeli makanan di tempat makan di mal yang sudah ada harganya. Pesan 3 porsi, kami lupa kalau di HK dan Shenzhen porsinya gede-gede, porsi kuli.. Walhasil, meskipun enak banget, tetep aja nasinya masih ½, meskipun perut dah kenyang banget.

DAY 4

Pagi ini, seperti hari sebelumnya, breakfast buffet di hotel. Niatnya saya pengan makan bubur dengan telur pitan lagi seperti kemarin, apa daya, menunya ganti. Bukan bubur telur pitan lagi, tapi bubur dengan jagung dan wortel. Halah.. akhirnya saya ambil telur rebus dan sosis babi.

Begitu turun ke lobby jam 8.30, kami disambut hujan deras. Celaka, soalnya kami sudah janjian dengan guide untuk diantar ke stasiun. Rencana kembali ke HK bisa berantakan nih gara-gara hujan. Akhirnya jam 9 an hujan dah mulai reda, kami bisa nyebrang jembatan menuju stasiun. Tadinya mau nekad naik taxi ke stasiun, tapi taxi disana dibatasi hanya 4 orang saja. Itu berarti, guide kami tetap harus berjalan kaki ke stasiun. Lah, nanti repot lagi disana cari-carian. Untunglah Tuhan baik, hujan reda, kita bisa jalan ke stasiun, meski sepatu dan kaos kaki basah semua, hahaha...

Sampai Stasiun, check imigrasi, kami naik MTR ke HK, turun di Hung Hom. Dari sana mau naik taxi, ternyata nunggunya salah, jadi pindah lagi.. Beberapa sopir taxi tidak mengerti kalau saya sebut nama hotelnya. Salahnya saya, tidak membawa kartu nama Hotel yang berhuruf aksara Mandarin. Untunglah saya ingat nomor telepon asisten guide yang menawarkan piring HK itu. Saya minta dia untuk SMSkan saya alamat Hotel saya, tapi ternyata dia bilang, lebih baik kalau sudah dapat taxi, dia yang ngomong ke sopirnya.
Disambut hujan, kami naik taxi dan langsung minta si Ka Lo, asisten guide itu memberi petunjuk hotel ke sopir taxi, yang kebingungan dikasih HP oleh kita. Disangkanya kita mau kasih dia handphone kali, hahaha...

Sampai hotel jam 10.30an. Karena kehujanan, niatnya sesampai di hotel kami mau keramas dan ganti baju dulu, baru ke Disneyland. Tapi karena cuaca tidak memungkinkan, ditambah peraturan hotel yang sangat ketat soal waktu check in, kita jadi serba salah. Di lobby hotel ternyata jual tiket Disneyland, HKD 350 untuk adult dan HKD 250 untuk Child. Ditambah bonus 2 tiket dapat 1 payung Disney, yang tentu tidak kita sia-siakan kesempatan itu. Tiket Disneyland ternyata berlakunya beberapa bulan ke depan, tidak seperti di Indo jika kita beli tiket hari ini maka berlakunya hanya hari ini.



Sambil menunggu kamar, kita ngobrol dengan tamu yang ternyata dari Indo juga. Memang rasanya kalau diluar negeri ketemu dengan orang Indo, senang sekali.. Karena hujan tidak kunjung reda, kita putuskan lunch dulu di sekitar hotel. Ada rumah makan kecil yang dilayani oleh opa yang ramah. Kita pesan 3 porsi disana, dan ternyata tidak sia-sia, karena makanannya sangat amat lezatt.. Lupa apa menunya, pokoknya suamiku pesan kaki porky, anakku pesan noodle with fish ball, dan saya sendiri pesan beef dengan sauce kecap. Yummy...

Dari sana balik lagi ke hotel. Jam sudah hampir jam 2, akhirnya saya ngotot ke Receptionist untuk check in. Saya dah pasang muka jutek aja, dan siap-siap marah kalau masih disuruh tunggu lagi. Untungnya bisa masuk, cepat2 kita ganti baju.
Dari sana kita bingung mau kemana, soalnya dah agak sore. Ke Disneyland kayaknya nanggung, apalagi cuaca ujan begini. Akhirnya kita putuskan ke Tung Chung, mau liat factory outlet yang terkenal disana, Citygate Outlet. Kita naik MTR ke Tung Chung, lalu saya tanya tutupnya jam berapa. Ternyata tutupnya jam 9 malam. Masih ada waktu untuk ke Po Lin Monastery dan ke Ngong Ping 360. Sayangnya, niat kami naik cable car di Ngong Ping tidak kesampaian karena sedang ada perbaikan. Jadi kami naik bus no. 23 ke Po Lin Monastery. Lumayan, perjalanannya cukup jauh sekitar 45 menit tapi pemandangannya indah sekali, melewati perbukitan dan laut. Niat mau memejamkan mata rasanya sayang, jadi saya menikmati pemandangan sambil sesekali jeprat jepret..




Tidak sia-sia kami ke Po Lin, ternyata pemandangan disini indah, ditambah suasananya sejuk, karena memang di pegunungan. Dari jauh sudah kelihatan patung Buddha dari perunggu yang katanya terbesar di Asia. Untuk naik ke atas kita harus membayar HKD 60. Tapi karena sudah jam 16.45, 15 menit lagi mau tutup, ditambah ngeliat tangga tinggi begitu, kita nggak janji deh.. Akhirnya kita foto2 aja disana, minta tolong pak Satpam fotoin kita di depan patung Buddha. 






Pulang dari Po Lin, naik bus No. 23 lagi, kita kembali ke Citygate Outlet. Dan gak sabar pengen beli CROCS yang ori dan harganya miring banget. Sayangnya, nomornya kecil-kecil dan model yang available tuh yang standar banget, jadi batal deh. Berhubung perut dah manggil-manggil, acara window shopping jadi terganggu deh. Buru-buru kita cari tempat makan disana. Karena beberapa hari disana makannya yang berminyak-minyak, kali ini kebetulan ada Pizza Hut, jadi kita makan Pizza. Ealah.. makannya kurang nendang. Apa gerangan? Rupanya nggak ada sambal, saudara-saudara... Suami saya minta chili sauce, dianterinnya koq Tabasco. Halah.. yo wes, makan ajalah yang ada..

DAY 5

Yess... Ini hari yang ditunggu-tunggu.. Disneyland, we’re coming...

Tapi sebelumnya, kami check out dulu dari Dorsett, ke Bridal Tea yang lokasinya ternyata dekat, jadi kami tidak perlu naik taxi, cukup narik2 koper aja, hehehehe... Disini, sama juga ternyata. Check in harus jam 14.00. Untungnya kita dah prepare, jadi apa yang mau dibawa dah dimasukkan tas tangan, sisanya dimasukkan koper dan dititipkan di Bridal Tea.

Dari Hotel ternyata dekat sekali lokasinya ke stasiun MTR, kita naik kereta jalur orange dari Yau Ma Tei, turun di Sunny Bay, lalu ganti kereta ke Disneyland.
Saya sudah baca cerita orang soal kereta ini, tapi rasanya kurang kalau belum naik kereta ini. Jadi yah, begitu naik, kamera segera beraksi. Perjalanannya dekat, paling sekitar 10 menit kita sudah sampai di Disneyland, disambut matahari yang alamak, teriknya.. Kayaknya panasnya di Jakarta nggak sepanas ini deh. Apa karena waktu di Indo saya jarang keluar siang-siang yah? Tapi, biar panas terik, tetep deh.. foto-foto lagi, di sepanjang jalan yang ada patung Mickey nya, rasanya harus kudu mesti wajib tuh, foto, foto dan foto!


Pertama kami masuk ke Main Street, suasananya seperti di Amerika, toko-toko souvenir bertebaran di kiri kanan jalan. Tapi karena baru masuk, rasanya ga afdollah kalau belum apa-apa sudah repot dengan tentengan. Jadi kami jalan terus saja, ke Carousel. Lumayan, sekalian ngadem muter-muter dapet angin.. Dari sana anak-anak main Poci, mirip Poci-poci di Dufan. Semuanya mirip di Dufan sich, bedanya disini bersih, gak kusam dan ga ada sampah. Mau masuk ke Pooh, eh antrinya panjang sekali. Akhirnya kami masuk ke It’s a Small World yang ternyata mirip banget sama Istana Boneka. Lumayan, permainan yang indoor bikin adem nyess.. soalnya diluar matahari terik banget.

Saking serunya kami berpose dengan Minnie, Pluto, Goofy dan ..., kami jadi lupa menebus fotonya. Baru sadar pas udah malam menjelang pulang. Mau balik, koq jauh amat ya.. Jadi ya sudahlah, kami pasrah aja deh. Tokh kami dah foto sendiri juga pake kamera sendiri.

O ya, disini tidak boleh bawa makanan ke dalam area Disneyland. Minuman masih dibolehkan, tapi makanan nggak boleh sama sekali. Sebelnya, makanan di food courtnya gak enak, mana mahal, lagi.. Tapi apa boleh buat..
Untuk minuman, sebaiknya bawa botol minum secukupnya aja, karena hampir di setiap pintu masuk toilet ada tersedia kran air minum.

Setelah capek dan puas main sana sini, Cleon kelelahan. Akhirnya kami istirahat dulu sambil meluruskan kaki. Selanjutnya, jalan lagi menikmati wahana yang ada, nggak lupa shopping.. Kalap rasanya waktu di toko souvenir disini. Rasanya apa juga pengen dibeli, padahal harganya nggak murah lho. Paling murah pensil basa yang atasnya ada bentuk kepala Mickey, mungkin dari kawat agak tebal dililit semacam flanel gitu, HKD 35. Yang lainnya? Wow, pokoknya disini, lupakan budget deh.. Kalau bisa gesek, gesek ajalah, soal bayar belakangan, hahahaha....

Sebetulnya kami ingin menikmati kembang api di penutupan Disneyland tiap jam 20.00, tapi karena Cleon dan Cyrena sudah kelelahan, ditambah hari itu penutupannya diundur ke jam 20.30, akhirnya kami pulang jam 19.30. Kaki rasanya sudah nggak napak lagi, saking capeknya. Letih dan lelah memang, tapi apa daya.. Dibilang puas mungkin kurang yah, pengennya kesana lagi, miss U Mickey..

On the way out, kami ke toilet dulu. Di depan toilet ternyata ada mesin pencetak kepingan logam. Jadi kita bisa pakai koin HKD 10 atau cukup tap kartu Octopus, pilih motif yang diinginkan, laulu, voila... jadi deh kepingan logam itu. Kami sampai beli 5 pcs, yang pas sampai di Indo nyesel juga, kenapa Cuma 5 belinya, hahahaha... Kayaknya buat dibikin bandul kalung OK juga tuh, tinggal di bor aja yg rapi.

Sambil menunggu kereta datang, kami foto-foto juga di depan jam Mickey. Di kereta, niat mau istirahat hilang, karena ini kesempatan terakhir foto2 di kereta Disney, halah, narsis mode: ON terus..

Sampai hotel, udah capek, lemes, tapi masih mau kelilingan. Ternyata lokasi hotel ini juga deket banget sama Temple market, pasar malam yang jualan macam-macam barang: syal, aksesori, pajangan-pajangan dari porselen dan batu-batu giok, kaos, alat-alat tulis, dll. Saya mampir sebentar disini karena dah letih, takut besoknya gak ada tenaga buat ke Makau.

DAY 6

Hari ini kita berencana ke Macau by Ferry. Sebelumnya memang saya sudah membaca soal Ferry ke Macau ini, tapi ternyata pas ngejalaninnya ga semudah yang pernah saya baca. Nyari Pier atau dermaga-nya aja susah banget. Ternyata kita salah, harusnya naik MTR yang keluarnya di Austin, itu jauh lebih dekat daripada keluarnya di Tsim Sha Tsui. Akhirnya setelah muter2 kesana kesini, ketemu juga dermaganya. Harga tiketnya HKD 130 one way, return HKD 280. Heran saya, koq kalau return lebih mahal ya? Rupanya di Macau harus bayar tax tokh.. 

Kita sampai disana jam 10.45, Ferry berangkat jam 11.30. Perjalanan 1 jam. Wah.. kita jadi mikir2, sampai disana pasti buru2, jangan2 malah nggak bisa kemana2, atau banyak waktu yang kebuang karena nyasar2.. Jadi batallah acara kita ke Macau. Sebagai gantinya, kita berencana ke Stanley market. Pertama karena kita belum beli oleh-oleh buat kerabat dan teman2, kedua kita dah bingung mau kemana lagi, jadi kita putuskan naik taxi. Eh, disana ternyata seperti Ladies market/Temple market gitu, tapi banyakan pengunjungnya bule, jadi harganya lebih mahal. Ke arah belakang ada pantai dan sebrangnya banyak restaurant. Saat mau balik dan mencari terminal bus, kami melewati toko buah yang ternyata ada gang kecil disebelahnya. Disana ternyata ada 2 rumah makan, yang pertama hanya menjual roti/sandwich/apalah, makanan ringan untuk sarapan gitu, yang kedua baru makanan besar. Saya membeli French toast HKD 22, tapi dari rasanya, hmmm... lezatnya.. Ini French toast terenak yang pernah saya cicipi. Jadi saya beli 1 lagi. Sementara suami dan anak-anak memesan makanan di rumah makan ke 2.

Dari Stanley market kita balik ke hotel naik bus no. 6, disambung MTR. Sampai hotel jam 14.30-an, tidur...

Sorenya, sebelum ’berburu’ ke Ladies market, kami mengisi perut dulu di rumah makan yang sama seperti di hari ke 4. Setelah kenyang barulah kami  naik MTR ke Mongkok menuju Ladies Market. Katanya disini harga barangnya murah-murah. Tapi ya itu.. orang HK galak-galak ya.. Pusing juga kita menawarnya. Mana buka harganya nggak kira-kira, bisa 5-6 kali harga aslinya, kalau nggak jeli bisa-bisa kemahalan. Disini kita beli kaos HK, gantungan kunci (lagi), tempelan kulkas (lagi), dll..
Di belakang kios-kiosnya ternyata ada toko MK (kalau nggak salah inget), yang barang-barangnya banyak Hello Kitty-nya. Jadilah kita belanja lagi disini.. Mulai dari stempel, flash disk, penggaris, penghapus, semuanya serba Hello Kitty..

Haus karena berjalan cukup jauh, kami akhirnya nongkrong di pinggir jalan, beli bubble, yang ternyata harganya lebih  murah daripada di Jakarta. Disana bubble gelas jumbo hanya seharga HKD 12, bandingakan dengan di Jakarta yang harga segelas biasa mencapai Rp 15rb. Kami juga mencicipi sosis panggang yang dijual di kedai yang sama. Pulang dari sana sudah malam, kami masih harus beberes dan packing, karena besok pesawat ke KUL jam 08.30, belum boarding, lagi..
Oops.. ampir lupa, pesen taxi untuk besok pagi ke airport, jam 05.30 ya, jangan telat.. Bye HK..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar